Kisah Elang

Elang adalah hewan yang sangat kuat dalam jenisnya yaitu unggas. Ia pemakan daging. Ia memiliki cakar dan paruh yang kuat, maka tak heran ketika kita diminta untuk memilih nama kelompok dari nama-nama burung misalnya dalam kegiatan pramuka. Pasti kita akan memilih nama Elang sebagai pilihan kita. Pasti kita tidak akan memilih nama burung lain karena burung lain tidak memiliki makna yang sebanding dengan elang yang melambangkan kekuatan dan kegagahan.
Berdasarkan penelitian para ahli, menyimpulkan bahwa elang mampu hidip 70-80 tahun, namun ada juga elang yang tidak mampu mencapai usia ini. Ada apa ya?. Ternyata elang mengalami masa kritis ketika usianya mencapai 35-40 tahun. Pada usia ini, elang mengalami penuaan pada bagian yang sangat fital dalam tubuhnya yaitu paruh, cakar dan sayap. Anggota utama dalam tubuhnya tidak dapat berfungsi dengan baik, bahkan tidak dapat digunakan untuk beroperasi sebagaimana biasanya.
Penuaan yang terjadi pada organ tubuh elang pada usia 35-45 tsahun ini sangat memprihatinkan. Paruh yang tadinya kuat, runcing dan tajam yang mampu mencabik-cabik mangsa hanya dengan satu kasli gigitan, kini tak bisa digunakan untuk mencabik lagi dan panjang paruhnyapun hamper sampai ke leher. Sedangkan cakarnya yang begitu kuat dan kokoh yang dapat membawa mangsa terbang kesarangnya kini tak dapat ia gunakan lagi. Begitu juga yang terjadi pada bulunya. Bulu tua yang biasanya tak ia gunakan ia cabut menggunakan paruh dan cakarnya, namun kini paruh dan cakarnya telah rapuh. Lengkap sudah penderitaan si Elang… coba pikirkan, apa yang akan kamu lakukan jika kamu menjadi elang? Padahal elang mampu hidup 70-80 tahun?
Yups, begini ceritanya,Pada usia 30-45 tahun ini elang dihadapkan pada dua pilihan yang harus ia pilih sesegera mungkin yaitu pertama, membiarkan keadaan yang terjadi pada anggota tubuhnya begitu saja dan kemudian mati lebih muda, atau memilih pilihan yang kedua melakukan tindakan memukulmukulkan satu persatu bagian tubuhnya pada batu karang dan ini sangat sakit serta butuh waktu 3 bulan untuk menyembuhkan lukanya dan selama itu ia harus berpuasa dengan hanya memakan daging sisa, bahkan memakan dedaunan yang masih muda. Namun apabila elang memilih pilihan yang kedua, ia akan mampu hidup lebih lama 40 tahun lagi.
Ya begitulah hidup. Hidup penuh dengan pilihan-pilihan yang harus kita putuskan untuk kebaikan kita. Begitu juga dengan eleng. Jika kita memilih utnuk menjadi elang yang pertama, maka sangat mudah bagi kita, tenggal diam saja kemudian akan mati tanpa ada apapun yang dapat dipersembahkan. Namun jika kita memilih utnuk menjadi elang yang kedua, meke kita akan mampu mengukira banyak prestasi, kita akan hidup lebih lama, namun sudah pasti untuk mrnjadi elang yang kedua ini dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang tidak mudah.
Misalnya saja seorang pelajar. Jika ia ingin menjadi orang yang pintar, maka perjuangannya sangat berat. Ia harus belajar giat, sedikit tidur, rajin membaca buku, bangun lebih awal bahkan berpuasa. Dan hasilnya adalah keberuntugan menjadi anak yang pandai dan cerdas. Namun jika seorang pelajar bermalas-malasan, tidak mau belajar, tidak mau membaca buku, tidak suka bangun padi bahkan sekolah tidak semangat, maka hasinya pun akan sama dengan elang yang pertama yaitu kebinasaan dan tidak berguna bahkan akan menjadi bangkai.
Maka dari itu sahabat, berbuatlah yang terbaik dan pilihlah pilihan yang terbaik dalam hidupmu. Dan ingatlah untuk mencapai suatu keberhasilan tidask semudah membalikkan telapak tangan. Disana kita butuhkan perjuangan dan kekuatan untuk menggapai kesuksesan. Tetaplah tegar dan berusahalah untuk menjadi yang terbaik dalam hidup yang singkat ini. Ingat, “ hidup hanya sekali, maka hiduplah yang berarti “.
“hidup adalah pilihan “. Apapun pilihan dalam hidup kita pasti semua mengandung resiko,namun alangkah baiknya jika pilihan kita itu untuk kebaikan walaupun resikonya besar, walaupun harus menerima ejekan, dianggap sok alim, dianggap sok agamis bahkan dianggap munafik. Itulah resiko. Namun jangan mudah engkau digoyahkan hanya dengan ejekan-ejekan.
Rasulullah dulu bahkan lebih parah denagn ejekan-ejekan dari orang-orang kafir. Dari dihina, dicaci, difitnah bahkan dianggap gila sampai-sampai beliau pernah diletakkan kotoran onta dipunggung beliau ketika beliau sedang sujud. Namun apakah rasulullah menyerah dan menghentikan da’wahnya? Sudah pasti jawabnya tidak. Justru rasululah semakin kuat pendiriannya bahkan orang yang berbuat jahat dengannya ia balas dengan kebaikan.
Bukan hanya rasulullah yang mengalami kejahatan dari kaum kafir. Seorang sahabat rasulullah yang pernah mendampingi beliau ketika berhijrah, bahkan ia adalah seorang kalifah pertama pengganti Rasulullah SAW. Siapa lagi dia kalau bukan Abu bakar. Suatu ketika pernah abu bakar tak dapat berbicara gara-gara dihajar dan dipukuli oleh utbah bin rabii’ah dkk. Ketika abubakar menyeru tentang agama ALLAH di ka’bah, maka berbondong-bondonglah orang-orang kafir menuju abu bakar. Mereka tidak untuk mendengarkan abu bakar, melainkan menghajarnya hingga abu bakar tak dapat berbicara. Syukurlah ketika itu abu bakar dibantu oleh kabilahnya yatiu bani Tamim.
Beginilah perjuangan untuk mendapatkan kemuliaan. Untuk hari esok yang lebih baik. Untuk mencapai derajat mulia disisi ALLAH SWT. Lalu bagaimana dengan kita? Perjuangan dan kontribusi apa yang telah kita berikan untuk ALLAH? Sudahkah sholat kita kerjakan dengan benar? Ingat “ assholatu imaddudin “ sholat adalah tiang agama. Sudahkah kita berkontribusi untuk menegakkan agama ini? Kalu kita sudah sholat lengkap, sudahkah kita sempurnakan dengan tepat waktu? berjama’ah di masjid? Dan ditambah dengan sholat sunnah? Kalau belum, segeralah berubah untuk esok yang lebih baik.
Kita tidak pernah tahu kapan batasan waktu kita hidup di dunia ini. Para pejuang di jalan ALLAH telah gugur dalam syahid menegakkan agama ALLAH. Dan kini giliran kita sebagai generasi penerusnya. Sesungguhnya perjuangan pada zaman Rasulullah itu berat, namun perjuangan kita pada masa ini lebih berat karena antara kebenaran dan kebatilan sangat kecil sekali jaraknya. Bahkan kebenaran dianggap keburukan dan keburukan dianggap sebagai kebaikan. Semoga ALLAH menjadikan kita orang-orang yang istiqomah di jalanNya dan semoga kita senantiasa mendapatkan hidayah, inayah serta rahmatnya dan semoga kita dapat syahid di jalannya walaupun di atas tempat tidur seperti Umar bin Abdul Aziz. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Superheroines (Juara 3 Lomba Esai)

Perlombaan Campus Islamic Fair 2019 hadir lagi!!!

Bedah Buku Membentuk karakter cara islam (dalam acara FOKIS)