Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2010

Kisah Elang

Elang adalah hewan yang sangat kuat dalam jenisnya yaitu unggas. Ia pemakan daging. Ia memiliki cakar dan paruh yang kuat, maka tak heran ketika kita diminta untuk memilih nama kelompok dari nama-nama burung misalnya dalam kegiatan pramuka. Pasti kita akan memilih nama Elang sebagai pilihan kita. Pasti kita tidak akan memilih nama burung lain karena burung lain tidak memiliki makna yang sebanding dengan elang yang melambangkan kekuatan dan kegagahan. Berdasarkan penelitian para ahli, menyimpulkan bahwa elang mampu hidip 70-80 tahun, namun ada juga elang yang tidak mampu mencapai usia ini. Ada apa ya?. Ternyata elang mengalami masa kritis ketika usianya mencapai 35-40 tahun. Pada usia ini, elang mengalami penuaan pada bagian yang sangat fital dalam tubuhnya yaitu paruh, cakar dan sayap. Anggota utama dalam tubuhnya tidak dapat berfungsi dengan baik, bahkan tidak dapat digunakan untuk beroperasi sebagaimana biasanya. Penuaan yang terjadi pada organ tubuh elang pada usia 35-45 tsahun ini

Tiga Langkah Menjadi Manusia Terbaik

Ada hadits pendek namun sarat makna dikutip Imam Suyuthi dalam bukunya Al-Jami’ush Shaghir . Bunyinya, “ Khairun naasi anfa’uhum linnaas .” Terjemahan bebasnya: sebaik-baik manusia adalah siapa yang paling banyak bermanfaat bagi orang lain. Derajat hadits ini ini menurut Imam Suyuthi tergolong hadits hasan. Syeikh Nasiruddin Al-Bani dalam bukunya Shahihul Jami’ush Shagir sependapat dengan penilaian Suyuthi. Adalah aksioma bahwa manusia itu makhluk sosial. Tak ada yang bisa membantah. Tidak ada satu orangpun yang bisa hidup sendiri. Semua saling berketergantungan. Saling membutuhkan. Karena saling membutuhkan, pola hubungan seseorang dengan orang lain adalah untuk saling mengambil manfaat. Ada yang memberi jasa dan ada yang mendapat jasa. Si pemberi jasa mendapat imbalan dan penerima jasa mendapat manfaat. Itulah pola hubungan yang lazim. Adil. Jika ada orang yang mengambil terlalu banyak manfaat dari orang lain dengan pengorbanan yang amat minim, naluri kita akan mengatakan itu tid

Iman dan Ukhuwah

Ada dua kaidah asasi (pokok) yang menjadi tonggak atas kehidupan seorang muslim dan pemahamannya dalam kehidupan ini, dimana keduanya harus dimiliki agar dapat mampu mengemban amanah yang mulia seperti yang diperintahkan Allah SWT, yaitu: Iman dan Ukhuwah. Iman kepada Allah, bertaqwa kepada-Nya, adanya perasaan dipantau oleh-Nya pada setiap detik kehidupan, dan ukhuwah karena Allah, adalah yang membuat suatu jamaah muslimah memiliki pondasi kehidupan yang kuat dan kokoh. Mampu menunaikan perannya yang besar dalam mensejahterakan kehidupan umat manusia, dan berperan dalam menganjurkan kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, serta menegakkan kehidupan atas dasar kebaikan dan membersihkannya dari segala kemungkaran. Iman dan ukhuwah, dua pondasi utama yang menjadi kemestian hidup suatu jamaah muslimah sehingga mampu menunaikan perannya yang agung dan mulia. Jika salah satunya sirna maka tidak akan ada jamaah muslimah dan tidak akan mampu melaksanakan perannya di muka bumi ini. Yang u

Syarat Penghafal Al-Qur'an

Menjadi seorang penghafal quran adalah impian setiap muslim. Namun hal ini masih dianggap sebagai impian yang mungkin sulit untuk dicapai, Benarkah? Pada dasarnya menghafal al-quran itu gampang-gampang susah. Tergantung pada kesiapan manusianya itu sendiri untuk dapat menhafal dan menjaga hafalan yang telah dimilikinya, bukan perkara yang mudah memang. Setelah sebelumnya dibahas mengenai keutamaan membaca Al-quran, adab-adab membaca Al-quran, kali ini kita akan membahas mengenai Syarat-syarat mengahafal Al-quran, diantaranya : 1. Persiapan Pribadi Ini adalah syarat terpenting untuk dapat menjadi pengahfal quran yang baik. Persiapan pribadi yang harus dibutuhkan adalah niat yang ikhlas, keinginan, persepsi yang lurus, serta tidak adanya paksaan dari pihak lain. Sebab hal-hal tersebut yang kemudian akan mendukung motivasi calon penghafal quran untuk dapat menanggulangi setiap kendala yang dihadapi. 2. Bacaan Al-quran yang baik dan benar Memiliki kemampuan membaca quran yang baik dan bena

Metode-Metode Menghafalkan

Dalam mengahafalkan quran sangat dibutuhkan metode-metode untuk dapat menunjang dan memudahkan sang penghafal. Ada beberapa metode yang sebagian para penghafal lakukan antara lain: 1. Metode Pengulangan Penuh Siapkan materi yang akan dihafal baik itu 1 halaman, ½ Halaman, ⅓ Halaman atau seterusnya Materi hafalan dibaca secara berulang-ulang sampai lancer dan jelas. Hal tersebut dilakukan dengan cara melihat / membaca mushaf sebanyak + 40 kali Materi tersebut diulang kembali dengan sesekali melihat mushaf dan sesekali tidak. Hal itu dilakukan berulang-ulang hingga hafal dengan sendirinya Setelah hafal, lakukan pengulangan kembali tanpa melihat mushaf sama sekali 2. Metode Tulisan Siapkan materi yang akan dihafal baik itu 1 halaman, ½ Halaman, ⅓ Halaman atau seterusnya Materi hafalan tersebut ditulis pada buku atau pada lembat kertas Materi hafalan tersebut dibacakan di depan guru/ pembimbing hingga dinyatakan benar dan lancar Hafalkan materi tersebut , ayat per ayat secara berulang-ulan