S A D A R : YOUR GOLDEN BRIDGE TO BE SUCCESS

Oleh : Limpad Hadi Pratama ( Trainer TRUSTCO Jakarta )

Salam SIP & TOP !!

Sahabat yang SMART,

Setiap orang memiliki kesempatan untuk meraih sukses. Karena setiap orang memiliki sumber daya dalam dirinya. Hanya persoalannya adalah bahwa kebanyakan orang tidak mengerti bagaimana mengejarnya dan mereka pun bahkan tidak menyadari bahwa dalam diri mereka terdapat tambang emas yang luar biasa besarnya yang siap digali setiap waktu dan dapat dimanfaatkan untuk apa saja. Tambang emas tersebut adalah potensi diri dalam berbagai wujud energi potensial yang belum dimanfaatkan secara maksimal imajinasi, emosi dan motivasi.




Manusia diciptakan dalam keadaan terbaik, bagaimanapun keadaannya. Tidak ada kekurangan atau kelemahan dalam diri manusia, yang ada hanyalah manusia tersebut belum mampu mengelola apa yang disebutnya “kelemahan atau kekurangan” menjadi sebuah potensi yang luar biasa. Kadang-kadang “kelemahan atau kekurangan” itu justru menjadi sumber kekuatan paling dahsyat menuju kesuksesan seseorang, tentunya harus diikuti dengan kerja keras dan ketekunan.

Fenomena Tukul Arwana misalnya. Seseorang yang menurut pandangan umum mempunyai banyak kekurangan. Mulai dari wajahnya yang “katro”, bibirnya yang panjang, sampai dengan “pengetahuannya yang pas-pasan”. Namun justru dengan bermodalkan itu semua, Tukul mampu mengolahnya menjadi bahan lawakan yang mengundang banyak tawa. Bahkan sekarang Tukul Arwana telah menjelma menjadi pelawak tersukses. Wajah “Ndeso” rejeki “Kota”, begitulah kira-kira julukannya. Melalui kristalisasi keringat dan air mata, kesadaran diri untuk bersyukur atas semua yang diberikan oleh Allah kepadanya adalah merupakan kunci suksesnya.

Akan menjadi seperti Apa seseorang di kemudian hari akan sangat tergantung seberapa konsisten ia menempa dirinya untuk menjadi seperti yang diinginkannya. Akan sampai dimana seseorang pada waktu tertentu, sangat tergantung dengan ikhtiar yang dilakukan serta rute jalan yang ia tempuh.

Oleh karenanya kita butuh sebuah jembatan. Mengapa jembatan ? Sebagaimana fungsinya maka jembatan diharapkan akan bisa menjadi alat penghubung yang akan mengantarkan kita menuju suatu tempat di seberang sana yang mungkin dipisahkan oleh sungai dan lain-lain.

Bahkan dengan jembatan, kita bisa mengefisienkan waktu tempuh untuk bisa tiba di lokasi yang kita inginkan. Bagaimana tidak, jalan yang seharusnya kita tempuh dengan rute yang memutar, bisa kita perpendek jaraknya dengan membuat sebuah jembatan sehingga waktu tempuhnya lebih cepat.

Kita juga sering menjumpai sebuah tempat yang sudah terhubung oleh jalan baik lurus, ke kiri maupun ke kanan, di atasnya melintas sebuah jembatan layang (fly over). Hal ini menunjukkan bahwa jembatan juga berfungsi untuk menghindari lalu lintas yang begitu padat dan tidak terjebak dalam kemacetan yang terjadi persimpangan jalan sehingga kita dapat melaju dengan lebih cepat.

Nah begitu juga untuk bisa melakukan perubahan ke depan pada diri kita, maka dibutuhkan sebuah jembatan. Jembatan yang akan menghubungkan kita hari ini dengan kita di masa depan. Jembatan yang akan memastikan kita bisa tiba di sebuah tempat yang kita inginkan di masa datang.


Jembatan yang akan memangkas jarak & waktu untuk bisa merealisasikan impian dan cita-cita menjadi manusia baru yang lebih baik. Sebuah jembatan yang bisa menghindarkan diri kita dari kemungkinan mengalami kemandekan atau kemacetan yang menyebabkan jalan perubahan diri kita jadi terhambat bahkan terperangkap oleh frustrasi yang mendera yang berujung pada terhentinya laju proses perjalanan menuju kesuksesan.

Lalu muncul sebuah pertanyaan. Apakah Jembatan Emas yang dimaksud di atas ?

Sahabat SMART,

Sejak diciptakan, manusia dibekali oleh Allah dengan empat potensi dasar. Satu di antaranya yang terpenting adalah kesadaran diri. Ya benar, Jembatan Emas itu bernama kesadaran diri. Kesadaran diri adalah kemampuan manusia untuk memahami diri sendiri, orang lain, dan dunia ini.



Dengan kesadaran diri inilah manusia dapat mendeteksi kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginannya. Kesadaran diri akhirnya menggerakan manusia untuk bermimpi, membuat tujuan, dan cita-cita. Dengan adanya kesadaran diri, maka jalan menuju ke titik perubahan itu akan semakin mudah untuk ditempuh.


Sadar adalah Jembatan Perubahan, The Golden Bridge. Sadar bahwa kesuksesan berawal dari kuatnya impian (The Power of Dream). Sadar bahwa impian tersebut harus dilanjutkan dengan membuat tujuan dan cita-cita (Make Our Own Future), setelah itu diiringi dengan tindakan nyata dan fokus dalam tindakan (Take Action And Focus).

Ya, begitulah ternyata, SADAR yang hanya terdiri dari lima huruf ini merupakan Jembatan Emas bagi kita menuju ke perubahan.


Namun untuk mampu melakukan perubahan menuju masa depan yang penuh dengan keberhasilan dibutuhkan jembatan-jembatan lain diperjalanan selanjutnya, yakni jembatan imajinasi, hati nurani, dan kehendak bebas yang akan kita telusuri satu persatu di edisi selanjutnya.


Anda tentu masih ingat dengan lirik lagu yang berjudul “Akhirnya”, yang sempat dipopulerkan oleh Group Band GIGI berikut ini :

Kusadari akhirnya
Kerapuhan imanku
Telah membawa jiwa dan ragaku
Ke dalam dunia yang tentu arah

Kusadari akhirnya
Kau tiada duanya
Tempat memohon beraneka pinta
Tempat berlindung dari segala marabahaya

Oh Tuhan Mohon Ampun atas dosa dan dosa
Selama ini, aku tak menjalankan perintah-Mu
Tak pedulikan Nama-Mu
Tenggelam melupakan Diri-Mu

Oh Tuhan Mohon Ampun atas dosa dan dosa
Sempatkanlah aku bertobat hidup dijalan-Mu
Tuk penuhi kewajibanku
Sebelum tutup usia kembali pada-Mu

Oleh karena itu marilah kita segera “SADAR”.
S-enantiasa Dekatkan Diri pada Ilahi
A-sah Fikir dan Nurani
D-engarkan Apa Kata Hati
A-malkan Selagi Mampu
R-enungkan Apa Saja yang Telah kau lakukan

Sahabat yang SMART,

SADAR, Your Golden Bridge to be Success.

Sampai bertemu di edisi selanjutnya dengan jembatan-jembatan yang lain.
Salam SIP & TOP !
Sumber : Trustco.or.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Superheroines (Juara 3 Lomba Esai)

Perlombaan Campus Islamic Fair 2019 hadir lagi!!!

Orang Asing (Al-Ghurabaa) Dan Nasionalisme